TEMPO Interaktif, Jakarta - Ribuan buruh yang akan berunjuk rasa hari ini mengusung isu soal jaminan sosial. Kalangan buruh menganggap penerapan jaminan sosial saat ini masih diskriminatif, terbatas, dan berorientasi keuntungan. "Seharusnya jaminan sosial dan lain-lain itu berlaku bagi semua profesi dan seluruh pekerja," kata Sekretaris Jenderal Komite Aksi Jaminan Sosial Said Iqbal di Jakarta kemarin.
Tuntutan itu menurut rencana akan digemakan oleh puluhan ribu buruh dari berbagai elemen dan organisasi yang hari ini menggelar peringatan Hari Buruh Sedunia. Mereka bermaksud berjalan mengelilingi Istana Negara dengan rantai manusia. "Jumlah peserta aksi mencukupi untuk melakukan hal itu," kata Said.
Said mengatakan Komite Aksi merupakan gabungan dari 54 elemen buruh se-Indonesia yang akan melakukan aksi damai pada peringatan yang disebut May Day ini. Mereka mengklaim dukungan massa mencapai 75 ribu buruh. "Aksi damai diawali dengan melakukan long march dari Bundaran Hotel Indonesia ke Istana Negara."
Para buruh dan aktivis meminta Markas Besar Kepolisian RI tidak mengintimidasi massa--termasuk yang beraksi serentak di kota-kota lain di seluruh Indonesia. Menurut juru bicara Front Oposisi Rakyat Indonesia, Erwin Usman, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, polisi kerap melakukan intimidasi secara halus kepada massa aksi. "Seperti intimidasi pemilik penyewaan alat pengeras suara atau pengemudi angkutan umum yang biasa disewa massa untuk melakukan aksi," kata Erwin.
Front Oposisi pun meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kepala Kepolisian RI Jenderal Bambang Hendarso Danuri, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo memberikan kebebasan kepada buruh dan pekerja untuk melakukan aksi May Day. "Jangan menutup akses, terutama tol, yang menuju Jakarta."
Kepolisian Daerah Metro Jaya telah mendapat data jumlah buruh dan pekerja yang akan ikut dalam aksi May Day, yakni sekitar 100 ribu orang. Namun jumlah orang yang benar-benar hadir dalam aksi biasanya tak sebanyak yang diklaim penyelenggaranya.
Front Oposisi Rakyat Indonesia dan Gerakan Satu Mei menurunkan massa sejumlah 10 ribu orang. Massa itu berasal dari 36 serikat buruh dan 48 organisasi sosial, seperti Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, Konsorsium Pembaruan Agraria, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, Lembaga Bantuan Hukum, Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia, serta organisasi perempuan dan mahasiswa. "Kami juga minta dukungan Aliansi Jurnalis Independen," kata Erwin.
Rencananya massa yang tergabung dalam Front Oposisi Rakyat Indonesia berkumpul di depan Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi di Jalan Gatot Subroto pada pukul 08.00 WIB. Sekitar pukul 09.00 WIB, massa akan berjalan menuju Bundaran Hotel Indonesia untuk bergabung dengan kelompok aksi lainnya, lalu berorasi di depan Istana Negara.
Polda Metro Jaya akan mengerahkan 15 ribu personelnya untuk mengamankan aksi kali ini. "Kepolisian akan melayani masyarakat yang ingin menyatakan pendapat pada peringatan May Day," kata Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal Putut Eka Bayu Seno.
HITS COUNTER
Provided by website-hit-counters.com site. |
0 komentar:
Posting Komentar